Kamis, 19 Agustus 2021

Malam

Ketika gelap menerjang

Kutakut tak tau pulang

Namun kau tetap datang

Malamku sayang


Minggu, 04 Juli 2021

Tentang Beberapa Mimpi

 Di pertemuan terakhir ku, dan kamu tentunya, rasanya ada sesuatu yang belum selesai. Mungkin kah itu alasannya mengapa kamu selalu masuk kemimpi ku? Tak pernah menghampiri, namun selalu mendampingi, sampai sampai di mimpi pun sama. Pernah suatu pagi, bangun ku, rasanya ingin ku berlari menghampiri mu dan ku bilang semuanya, tapi nyatanya sudah ada batasan. Yaaa, percuma bukan, kamu berjuang mati matian di mimpi, nyatanya memang sejak awal sudah ada batasan?. Hah, lucu memang.

Kadang ku pikir sekali lagi, apa yang belum selesai? sampai-sampai serepot itu kamu masuk mimpi ku dan menjadi kan ku ragu. Ku tanya sekali lagi, tetap disetiap pertemuan seperti belum selesai. Mengapa begitu? pernah ku katakan ini soal waktu, tapi sudah bertahun-tahun lamanya, kau tetap diam disitu, mungkin memang mengecil, tapi bukan karna rasanya menciut, namun hatiku yang sudah lebih besar. Bukan kah pernah ku jelaskan, kamu punya tempat khusus disitu. Tak apalah, hanya aku dan kamu yang tahu, mungkin Tuhan juga.

Ku lihat kebelakang sekali lagi, jika memang ini semu, mengapa terasa nyata sampai ke relung, pernah juga aku menangis saat terbangun, dan ku ingat sekali lagi, batasan itu. Ah benci. Tapi pilihan tentang batasan sudah lama sekali untuk di bicarakan. Kamu memang tidak pernah benar benar mengakhiri, hanya aku yang memberi tahumu tentang batasan milikku, sampai saat ini aku seperti candu kepadamu?

Ku tegaskan lagi, jangan datang kemimpiku, hanya sekedar membuat ragu.

Peringatan keras. Namun, siapa kuasa atas aku ? 

Tentang Bagian

 Bagaimana jika kita dari awal memang bagian?


Bukan, bukan utuh lalu menjadi sebagian

Tapi memang bagian

Menjadi porsi penuh seperti penantian

Mungkinkah ada harapan?


Bagaimana mungkin bisa menjadi utuh?

Dari awal saja bukan hal yang dibutuh

Relung hati penuh keluh

Namun nyatanya tak pernah penuh


Begitu memang menjadi bagian



Rabu, 12 Agustus 2020

laki laki beralis tebal

 Jika ia mengaku kesepian, mungkin tak ada yang mengira. Ia terlihat berjalan, bahkan mungkin berlari namun ia tau tujuannya sudah dicuri, ia menyebut dirinya baik-baik saja. Tapi ku lihat matanya memastikan, nampaknya ia berpura-pura. Ku lihat sekali lagi dimatanya, makin jelas ia butuh pelukan. Lalu terakhir ku lihat kembali dimatanya, ya, dia kesepian. Tak banyak yang tau, bahwa ia hancur dari segala sisi dirinya, ia tak pernah mengaku ataupun membagi kisahnya. Mungkin ia memang seperti itu, membangun sebuah rumah dihatinya jauh didalam sana, rumah yang sangat nyaman, sampai akhirnya ia membiarkan dirinya berada dalam kehangatan hatinya sendiri, menahan dinginnya di luar rumah. Tanpa ia pun tau, mungkin ada kehangatan lain di luar sana, tapi ia tetap tak mau meninggalkan kehangatan hatinya. Ia membisu, terdiam dan hanya memandang keluar jendela dari dalam rumahnya. Tak pelak ia akhirnya tenggelam dalam kesepian, yang tak ia sadari, ia buat sendiri.

Jika aku bertemu dengannya, perlukah aku menenangkannya? atau langsung ku peluk saja. Karna aku rasa ia cukup kedinginan, aku ingin memeluknya saja, tanpa harus ku tanya "perlukah ku peluk?". Ya, aku pun kedinginan. 

Lalu ku periksa lagi, mungkin aku tadi mengatakan terakhir, tapi saat ku lihat lagi jauh ke dalam matanya ia menatap ku. Apa aku keliru? 

Kesepian.

Ia kesepian, merasa kesepian. Kemudian aku bertanya "apakah kamu perlu istirahat?", tanpa perlu menanyakan apa ia baik-baik saja atau tidak. Aku lihat dari matanya.

Ia tak menjawab, hanya menatapku.

Selasa, 23 Juni 2020

Mungkinkah padam?

Kau tau rasanya mendengar orang berjanji? ya, seperti alunan lara sendu.
Memohon dengan nada penuh harap, meminta dengan penuh cemas agar janji nya di terima.
Janji begitu sakral atas apa yang telah ia janjikan.
Tapi akan kah ia bisa lupa pernah berjanji? Entah.


ku kira lelah tak datang

kian lama berjalan, bisa lelah juga.
aku kira, kaki ini tak bisa lelah
atau raga ini tak bisa mengeluh
atau jiwa ini tak bisa meredup

nyatanya, hanya dalam satu hari semua berubah
dunia begitu cepat berputar
keadaan? jangan ditanya.
tak pelak seluruh jiwa raga jatuh begitu saja

hari yang tak disangka
hari itu juga yang tak bisa diterka
hari itu datang tak mengenal kata
hari itu tiba tanpa terbata

namun, semesta ga pernah bercanda
ia tau cara paling baik tuk mereda
agar dunia tak kembali berduka
ia tau cara paling tegar tuk kembali membuka

mencoba menerima
kemudian menjadi ikhlas
ya setelah berusaha
kita kan berserah, bukan pasrah

Kamis, 09 April 2020

little quotes.

seolah bintang redup saat tempat mu menuangkan seluruh beban mu menyempit, tidak lagi melebar luas, tidak lagi dapat menampung saat kau ingin memuntahkan seluruh keluh dalam hidupmu.
salah siapa?