Kamis, 15 Januari 2015

cinta versi kamu

Senja itu begitu manis. Kala awan menjingga dengan indahnya. Ya hari itu. Kamu bilang seluruh definisi cintamu. Cinta versi kamu. Cinta dengan begitu dingin tapi menyejukkan. Begitu datar sampai kadang bingung merasakannya. Begitu coklat sampai manis nya tidak habis untuk dirasa. Ya cinta versi "kamu", iya itu kamu.


"sudah ratusan kali aku bilang, sudah puluhan kali kita ngomong berdua, tapi masih aja". Katamu selalu setiap aku menyinggung tentang masa lalu mu atau pertanyaan mengenai cinta mu padaku. Aaa. Rasanya sulit untuk membantahmu apabila ucapan mu selalu yang itu itu terus. Pertama kali kamu bilang, cinta itu gak harus bareng. "kalau kita bisa ngeliat orang yang kita cinta bahagia itu sudah lebih dari cukup." Ucapmu. Aku berani bertaruh ketika kamu mengatakan itu kamu berperang dengan hati kecilmu. Berperang terhadap keadaan yang memaksamu untuk meninggalkan dia. Level tertinggi dari omong kosong adalah hal yang diatas. Karna cinta bukan begitu.


Senja senja berganti. Manjadi pagi yang cantik, pagi dengan kilauan sinar matahari. "kenapa harus selalu masa lalu sih?" Marahnya. "aku capek tau tidak menjelaskannya". Kadang ini yang selalu menjadi awal perselisihan kami. Ya hal sepele. Dia banyak bilang, masa lalunya memang cantik dan tidak terlupakan. "tapi aku lebih indah sama kamu". Entah harus senang atau harus yang bagaimana. Dia selalu bilang aku dan mereka beda. Mungkin bisa lebih baik ataupun sebaliknya. Selalunya bilang "kamu percaya dong sama aku, aku gabakalan macem macem". Yayaya, kadang masalalu memang seperti alkohol apabila berlebih menjadi candu dan buruk.


"cinta itu gaada. Cinta itu cuma khayalan yang nyata itu aku sama kamu bareng bareng. Kamu berfikir gak sebenernya kita itu cuma "temen" ?". Rasa hati meringis mendengar itu. Lalu aku tanya maksud dari perkataan itu apa.
"iya kita cuma temen, temen yang saling sayang, temen yang saling peduli, temen yang saling butuh. Ya jadi nanti kalau memang kita ga jodoh ya tapi bukan maksudku berdoa seperti itu, kita bisa menjadi teman. Teman biasa." Akk mendengarnya seperti copot separuhku. Aku mengerti maksudnya agar memberikan cara cara terbaik dalam mengatasi segala macam hal yang akan terjadi nanti.


"makanya aku tuh gak pernah marah kalau kamu main, menengok masa lalu mu. Dan mengapa kamu juga tidak bisa begitu. Iya seperti aku. Aku bukannya tidak sayang tapi, kadang kita perlu merajut kembali menjadi teman. Bukan merajut ingin kembali".


Diujung malam.


"kenapa kamu selalu minta di prioritasin sih? Padahal kamu bukan prioritas aku. Masih ada keluarga aku, karir aku dan masa depan aku. Kamu memang bukan prioritasku, tapi tujuanku. Sudah ku tempatkanbkamu dihati ku disisi yang rapi. Jadi kamu tak perlu terlalu menuntuku seperti itu. Tanpa kamu menyuruhku memprioritaskan kamu, kamu memang selalu yang aku dahulukan."


Disenja berikutnya.


"kamu pernah berfikir gak, kalau kita pacaran itu cuma hubungan teman yang lebih, dan komitmen yang aku buat sama kamu. Dan kita juga yang buat hukumannya kalau kita gak bisa jalanin. Dan juga bukan komitmen yang memang harus kita jalanin. Pacaran itu untuk seneng seneng maksudnya senang dalam arti baik. Jadi kamu gak perlu cemburu, gak perlu nangis, dan gak perlu menuntut. Kalau aku memang menyayangi mu, tanpa kamu minta pasti aku lakukan".


Lalu tanpa semua itu, kita itu apa? Dan untuk apa?. Lalu tidak boleh dong kita terlalu cinta, kalau udah tau akan sakit, sudah tau akan pahit, lalu tidak ada juga "cinta kasih suci murni abadi setia selamanya" lalu untuk apa kita begini. Hubungan yang bagaimana?


"Yaa semua hak kamu, kamu mau terlalu cinta dan pepatah cinta kasih suci bla bla bla mu itu kepadaku atau tidak."


Apa landasan kita bertahan kalau semua itu gak ada. Tidak ada cinta, tidak ada pengorbanan, hanya logika? Atau khiasan? Jadi kita itu apa?


"landasan aku bertahan cuma aku percaya kamu bakalan terus sama aku selamanya. Kamu juga percaya kan sama aku? Sesederhana itu."


"makanya aku bilang, kamu gak perlu repot repot untuk menjaga hati aku, dengan cemburu lah, overprotect, dan lainnya sesuka kamu. Kamu itu cuma perlu jaga hati kamu untuk terus buat aku. Dan aku pun begitu. Jadi apa lagi yang harus kamu khawatirkan sayang? Dengan kamu terlalu cemburu dan menuntutmu hanya akan membuat mu sakit sendiri, dan itu cara egoismu mencintai dirimu sendiri. Tanpa berfikir, adanya aku dan hati ku ini. Mending kita menikmati masa masa kita sat ini. Masa masa dimana kita merajut sesuatu untuk dipakai bersama."


Sesederhana itu dia memandang cinta, dan sedewasa itu dia mendewasakan hubungan. Karna yang terpenting bukan seberapa lama kita bertahan, tapi seberapa dalam kita jatuh dan cinta kedalam hati yang sama berulang kali. Karna cinta memang harus memiliki. Karna kalau cinta tak harus memiliki, lalu cinta yang memiliki disebut cinta yang bagaimana?


Tanpa sadar, kita selalu mencari yang lebih atau membandingkan yang sekarang dengan dulu. Tapi bukan itu tujuan mencintai, dia yang tulus memberi dan menerima itu yang harus dipertahankan. Karna kita bukannya tidak bisa move on ke hal yang baru tapi kita tidak mau move on. Karna masa lalu yang selalu muncul hanya pembiasaan yang terus terjadi berulang ulang sampai pada akhirnya kamu berhenti menjalani pembiasaan mu itu. Jatuh memang mudah, tapi bangkit perlu keberanian dan kerelaan. Merelakan pembiasaan yang indah, menjadi pembiasaan baru yang mungkin sedikit atau sulit. Jatuh boleh. Tapi jangan terlalu lama menikmati jatuhmu, karna kamu akan melewatkan seseorang yang selalu menunggu senyum indahmu bukan tangismu.


Demi aku yang memilihmu, terima kasih telah mendewasakan ku, membuatku memiliki cinta yang kuat. Dari yang berdiri di sampingmu.-ena