Jumat, 28 Oktober 2016

Dan lagi

Dan lagi..
Terjadi..
Peristiwa terpirih yang selalu..

Ini terjadi lagi.
Saat pengharapan sudah termakan rasa jenuh, siapa yang salah?
Terlalu tinggi harapan yang telah ku gantung, sampai langit pun tak kuasa menahannya.

Apa yang salah dari aku?

Sedih jadi terlalu.
Sedih jadi termulu.

Aku ingin ubah, tapi apa dayaku.
Aku ingin marah, tapi ini salahku?

Apa ini?
Ini yang sesungguhnya?
Atau karena sudah terbiasa lalu takut kembali tak biasa?

Benci jadi terlalu.
Aku ingin.. Berhenti jadi diri ini.

Jumat, 21 Oktober 2016

Semua meninggalkan.

Apa yang salah dalam hidup ini? Ya mungkin hidupku. Hanya hidupku. Rasanya semua berjalan baik. Sampai semua orang pergi dari sisi. Ya bukan sekedar pergi namun hilang ataupun tak nampak lagi.
Lagi lagi setelah mbah akung ku yang paling sayang dan penuh canda tawa terhadapku, tak lama tahun berselang ayahku. Ya ayahku, wali ku, surga kedua ku.
Hancur sudah separuh isi hati, hancur sudah segala dunia ku ini. Hampa aku tanpa mu lagi.
Dan kini dia disisi ingin ikut pergi...
Ya Tuhan, aku masih butuh mereka. Tapi mereka ingin pergi dari sisi. Ataupun lari dari diri.
Entah apa yang aku ingini dari dunia yang tak akan lama maengambil aku mati? Apa ini akhir dari hidup ini?
Aku ingin mati, mungkin jauh lebih baik.
Aku ingin hidup, mungkinkah jauh lebih baik?

Aku benci jadi diri sendiri. -dari anak penuh lara.

Senin, 18 Januari 2016

mimpikah ini?

halo hati, apa kabar?
sudah lama sepertinya belum memeriksa keadaan hati sendiri. rasa ingin mati efek masalah duniawi menjadi alasan utama saat ini. ini bukan hanya sekedar cinta, tapi yangl ebih dalam lagi. tak ada salahnya kan untuk mencintai keluarga lebih dari diri sendiri? 
ya, hidup memang terlalu pahit. bagi segelintir orang yang merasakan pahitnya tapi tidak seujung kuku berarti bagi yang berada di kelas paling atas. pelik memang menghadapi kenyataan bahwasanya cerita ftv masuk kedalam cerita abadi... ya bagian dari cerita diri.
apa hal yang pertama kali akan kita lakukan? mencoba menghentikan waktu? ya itu ingin. mencoba kembali kemasa lalu? ya, itu harap. ingin berakhir? ya, jalan terakhir. tapi yang ini hadapi? bertahankah hati? bertahankah diri? 

ini bukan kisah teman ku yang kemarin menceritakan hal yang sama kepadaku, aku sekarang mengerti mengapa dia memandang keduanya seperti itu? yang satu penuh tatap benci, kepada yang satu penuh rasa kasih. apa yang salah pada diri? bukan ini bukan lagi hati, melainkan emosi. berlebih? ya coba saja kita tukar posisi.

tapi laki laki itu berkata, ini cuma awal, ini bukan urusan mu, ini tak perlu di fikirkan! 

ini mimpi. ya ini mimpi. ya ini mimpi? mimpi bukan?
mimpi laing buruk, mimpi yang tak berujung. mimpi yang tak kunjung usai. Wahai Dzat yang paling Tinggi. apakah ini ujian ku? atau apakah ini cara Mu agar aku mendekat? apa teguran rasa cemburu Mu
Mu lalai terhadap Mu? aku mohon ampun atas apa apa yang aku lakukan. tak banyak harapku. aku hanya ingin semuanya seperti dulu. penuh canda tawa cinta dan kasih. dan yang terpenting tak ada orang lain. 

dari anak tua.