Minggu, 15 Juni 2014

satu

pernah merasa tidak dijadikan satu satunya dengan orang yang kau jadikan satu satunya?
pahit.


rasa itu selalu hadir. Apabila mata ini belum lelah untuk diminta dipejamkan. Bayang bayang penuh rasa aneh saat memang dia tidak memperjuangkan mu. Dia beda saat dia berdiri yang katanya lebih tegak dari sebelumnya, padahal dia sendiri tidak lebih berdiri tegak dari sebelumnya kepada ku.


pamrih? Bukan. Hanya saja rasa ini menyiksa sendiri. Dulu mungkin ia tanpa diminta memberikan kejutan manis walaupun tak ada yang perlu untuk dirayakan. Mungkin juga dia tiba tiba datang membawa apa yang kamu inginkan tanpa kamu minta. Mungkin dulu dia lebih "bertanggung jawab" saat dia dan yang lain pergi bersama. Mungkin juga dia jauh bisa merasakan keinginan yang lain untuk tetap tau apa yang lain butuhkan tanpa perlu menanyakan apa yang lain butuhkan.


sedih pasti. Kecewa iya. Tapi Marah untuk apa? Untuk alasan yang bagaimana dan dari segi saya siapa? Bukannya mau keindahan dulu terulang. Hanya saja mungkin aku sama dengan kebanyakan yang lain. Ingin lebih dikepo,peka dan di jadikan satu satunya.


apa dia serius? Ini serius? Ini dewasa? Atau ini hanya sebuah ambisi yang terpecahkan dan sudah diatas ya dia menjadi sombong untuk memperjuangkannya lagi karna mungkin dia merasa perjuangannya cukup. Padahal perjuangan sesungguhnya adalah seberapa mampu bertahan tetap diatas?


saya tidak percaya karma,tapi hukum timbal balik. Karma terlalu sakit untuk diucapkan ataupun dirasakan.


tapi yang jelas aku mau jadi 👩 yang selalu di nomorsatukan dibanggakan dieluhkan dan diperjuangkan untuk menjadi satu satunya.


atau mungkin tidak ada keseriusan? Atau memang sengaja mencari untuk pencapaian terakhir keseriusan?


entah. Tapi aku tau satu pasti. Dia orang yang dikirimkan tuhan saat ini untuk menemani saya. Syukuri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar